-
OSIS SMPN 4 Sape - PENGERTIAN DAN PERANAN
Dalam upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS), diperlukan kejelasan mengenai pengertian dan peranan
tentang Organisasi Siswa Intra Sekolah itu sendiri. Dengan pengertian
dan peranan yang jelas, akan membantu para pengurus OSIS, pembina, dan
perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS, sesuai dengan fungsinya.
Secara sistematis OSIS mempunyai pengertian: Kelompok kerja sama
antara pribadi, yang pesertanya adalah siswa pada satuan pendidikan
sesuai jenjangnya, yang terletak di dalam dan di antara lingkungan
sekolah, yang tugasnya berkesinambungan guna mencapai tujuan bersama.
Sedangkan secara organisasi pengertian OSIS itu sendiri merupakan salah
satu jalur pembinaan kesiswaan, dan merupakan salah satu sistem yang
berfungsi sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.
Guna menunjang peranan pengurus OSIS maka perlu ditumbuhkan
sifat-sifat kepemimpinan. Oleh karena itu perlu disampaikan pula dalam
sebuah pelatihan dasar atau upgrading bagi pengurus OSIS tentang materi
kepemimpinan, macam-macam dan tipe seorang pemimpin. Akhir dari kegiatan
ini, ditekankan sekali lagi dalam evaluasi bahwa sebagai suatu
organisasi OSIS, tetap perlu memperhatikan faktor-faktor yang sangat
berperan agar OSIS dapat senantiasa hidup dalam arti memiliki kemampuan
beradaptasi agar tetap eksis. Faktor-faktor tersebut antara lain: sumber
daya, efisiensi, koordinasi kegiatan dengan lingkungan luar, dan
terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen (pengurus OSIS,
perwakilan kelas, pembina OSIS, pihak sekolah dan masyarakat luas,
termasuk para orangtua siswa).
Apa sih OSIS itu?
OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) merupakan satu-satunya organisasi kesiswaan yang berada di lingkungan sekolah. Tujuan didirikannya OSIS adalah untuk melatih siswa dalam berorganisasi dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan siswa.
Sebagai satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai
tujuan pembinaan dan pengembangan kesiswaan yang selaras dengan visi
misi sekolah maka organisasi ini bersifat intra sekolah, artinya tidak
ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, dan tidak
menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. Karena
OSIS sendiri merupakan wadah organisasi siswa di sekolah. Oleh karena
itu setiap siswa secara otomatis menjadi anggota OSIS. Keanggotaan itu
secara otomatis berakhir dengan keluarnya siswa dari sekolah yang
bersangkutan.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS dapat dibagi atas 2 macam
kegiatan, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil. Contoh kegiatan
rutin adalah melaksanakan peringatan Hari Besar Agama Islam, peringatan
Hari Besar Nasional, Latihan Kepemimpinan, Peringatan Hari Jadi Sekolah,
Masa Orientasi Siswa baru, latihan pidato, senam bersama, penerbitan
mading dan lain-lain. Dalam pengertian bahwa kegiatan tersebut sudah
dijadwalkan terlebih dahulu dan bersifat rutin diadakan, entah tiap
tahun, tiap bulan atau tiap minggu.
Sedangkan kegiatan insidentil adalah berupa kegiatan yang sifatnya
tidak rutin hanya sesekali diadakan sesuai dengan aspirasi yang
berkembang atau disebabkan adanya instruksi dari pihak sekolah. Contoh
kegiatan insidentil adalah pelaksanaan seminar anti narkoba, pelatihan
pengolahan limbah sampah organik, mengikuti lomba yang diadakan di luar
sekolah, mengirimkan utusan dalam sebuah kegiatan seni atau agama dan
lain-lain.
Susunan pengurus OSIS terdiri setidaknya atas Pengurus Inti dan
Seksi-seksi. Pengurus inti terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris
dan Bendahara. Adapun seksi-seksi dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi di sekolah masing-masing. Penamaan seksi atau bidangnya pun
macam-macam. Ada seksi keagamaan (ada juga yang menyebutnya seksi
Kerohanian Islam, seksi Pembinaan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME dll),
seksi kepemimpinan (beberapa OSIS menyebutnya seksi Bela Negara, atau
seksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, atau seksi Pembinaan Organisasi
dan Pendidikan Politik), seksi Humas (hubungan kemasyarakatan, seksi
Olahraga (ada yang menyebutnya seksi Kesehatan Jasmani), seksi Seni dan
Bahasa (di beberapa OSIS menyebutnya seksi Apresiasi dan Kreasi Seni
serta Berbahasa), seksi Keterampilan dan Kewiraswastaan, Seksi Pembinaan
Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur dan mungkin masih ada sejumlah seksi
lainnya.
Kepengurusan OSIS selalu diganti setiap tahun melalui sebuah
mekanisme sistem yang sudah diatur sedemikian rupa. Ada yang
menyelenggarakan sebagaimana layaknya Pemilu, dengan menyediakan bilik
suara, kotak suara, lembar pemilih, kampanya monologis dan dialogis,
pemaparan visi misi dan program kerja, sampai ke model pemilihan yang
sederhana yakni dengan mengenalkan para calon Ketua OSIS ke
masing-masing kelas, diberi kesempatan berorasi 3-5 menit, kemudian para
siswa yang ada di kelas disuruh memilih dengan cara menulis di kertas
yang sudah disediakan panitia. Ada juga sistem rekrutmen pengurus OSIS
yang berdasarkan intervensi (campur tangan) pihak sekolah. Maksudnya
ialah Kepala Sekolah, Pembina OSIS atau Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan sudah menentukan siapa-siapa saja yang berhak dan boleh
menjadi Ketua dan pengurus OSIS tanpa harus melalui sistem pemilihan
langsung. Yang pasti masing-masing memiliki sisi positif dan negatifnya.
Siapa saja yang boleh jadi Pengurus OSIS?
Pada prinsipnya siapapun boleh dan bisa jadi Ketua dan pengurus OSIS.
Hanya saja mengingat tugas dan tanggung jawab pengurus OSIS itu berat
dan cukup menyita perhatian akhirnya diadakan semacam seleksi untuk
menentukan siapa saja yang boleh dan berhak jadi pengurus OSIS. Seleksi
semacam ini memang penting karena citra baik sebuah sekolah salahsatunya
tergantung pada imej yang dibangun oleh para pengurus OSIS nya melalui
kegiatan-kegiatan yang mereka rancang dan lakukan.
Di SMP PASUNDAN 1 CIMAUNG misalnya yang boleh jadi pengurus OSIS
adalah mereka-mereka yang berstatus anak kelas VII – IX dengan catatan
mereka sudah pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan yang diadakan oleh
pengurus OSIS minimal sebanyak 3 kali. Diusahakan pula komposisi (jumlah
dan susunan) pengurus OSIS harus seimbang dari segi keterwakilan kelas
atau jurusan juga dari segi jenis kelamin. Artinya jangan sampai lebih
banyak laki-laki dibanding perempuannya atau sebaliknya, serta jangan
pula didominasi oleh kelas tertentu saja. Anak kelas XII sengaja tidak
dilibatkan lagi dalam kepengurusan OSIS dengan pertimbangan mereka
sebaiknya lebih berkonsentrasi pada persiapan menghadapi Ujian Nasional.
Masa kepengurusan OSIS idealnya dimulai dari sekitar bulan September
sampai ke bulan Agustus tahun berikutnya. Pertimbangannya adalah tahun
ajaran baru biasanya dimulai pada pertengahan Juli, sedang Agustus
biasanya banyak disibukkan dengan kegiatan peringatan hari kemerdekaan
RI dan pengenalan sekolah lebih lanjut (bagi siswa baru). Sehingga pada
bulan September prosesi pemilihan Ketua dan Pengurus OSIS lebih mungkin
dilaksanakan karena siswa baru pun selain sudah lebih mengenal satu sama
lain, mereka juga akan lebih mengenal siapa saja kakak kelas mereka
yang bakal menjadi calon ketua atau pengurus OSIS.
Menurut buku pedoman kegiatan kesiswaan yang diterbitkan oleh
Direktorat Pendidikan Madrasah Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama
RI tahun 2007, disebutkan bahwa syarat menjadi pengurus OSIS :
- Bertaqwa kepada Tuhan YME.
- Memiliki budi pekerti luhur dan sopan santun terhadap guru dan teman.
- Memiliki bakat dan kemampuan sebagai pemimpin siswa.
- Memiliki kemauan, kemampuan dan pengetahuan yang memadai tentang seni dan tata cara berorganisasi.
- Dapat mengatur waktu antara kegiatan OSIS dan pelajaran dengan sebaik-baiknya.
- Para calon pengurus dicalonkan oleh majelis perwakilan kelas.
- Para calon pengurus memberikan pernyataan kemampuan, berpikiran jernih dan Memiliki wawasan mengenai kondisi persekolahan.
- Tidak duduk di kelas terakhir.
- Khusus untuk ketua OSIS; harus memiliki pengalaman berorganisasi dan sedang tidak duduk di kelas 1 dan 3 serta mampu menggerakkan anggota OSIS dan berwibawa.
Dalam upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Intra Sekolah
(OSIS) perlu penjelasan mengenai pengertian dan peranan tentang
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Dengan pengertian dan peranan yang jelas akan membantu para pembina,
pengurus dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS ini sesuai
dengan fungsinya.
- Pengertian, OSIS, meliputi:
- Secara Sematis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di
sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa,
intra, sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian:
Organisasi Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang
diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini
dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk
dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya
pembinaan kesiswaan.
Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Intra, adalah berarti terletak didalam dan di antara. Sehingga OSIS
berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan
sekolah yang bersangkutan.
Sekolah, adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan
- Secara Organisasi
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah.
Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS
di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain
yang ada di luar sekolah.
- Secara fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang
pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian
OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaa, di
sampig ketiga jalur yang lain yaitu : Latihan Kepemimpinan,
Ekstrakurikuler dan Wawasan Wiyatamandala.
- Secara Sistem
Apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat
kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para
siswa mengadakan koordinasi dalam upaya mencitapakan suatu organisasi
yang mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang
mampu mencapai tujuan. Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai
beberapa ciri pokok:
- berorientasi pada tujuan.
- memiliki susunan kehidupan kelompok
- memiliki sejumlah peranan.
- terkoordinasi dan
- berkelanjutan dalam waktu tertentu.
- Peranan
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam
fungsi dan peranan. Demikianlah pada OSIS sebagai suatu organisasi
memiliki pola beberapa peranan atau fungsi dalam mencapai tujuan.
Sebagai suatu organisasi perlu pula memperhatikan faktor-faktor yang
sangat berperan, agar OSIS sebagai organisasi tetap hidup dalam arti
tetap memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembagan.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar OSIS tetap eksis yaitu:
- Sumber daya
- Efisiensi
- Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
- Pembaharuan
- Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar
- Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen.
Berdasarkan prinsip-prinsip organisasi tersebut agar OSIS selalu
dapat mewujudkan peranannya sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan
perlu di pahami apa sebenarnya arti, peran dan manfaat apa saja yang
diperoleh melalui OSIS tersebut.
Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan OSIS
dalam rangka pembinaan kesiswaan. Sebagai salah satu jalur pembinaan
kesiswaan, peranan OSIS adalah:
- Sebagai Wadah Organisasi
Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa
di Sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung
tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. Oleh sebab itu OSIS dalam
mewujudkan fungsinya sebagai wadah. Wahana harus selalu bersama-sama
dengan jalur lain, yaitu latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan
wawasan wiyatamandala. Tanpta seling berkerjasama dari berbagai jalur,
peranan OSIS sebagai wadah tindakan berfungsi lagi.
- Sebagai Penggerak / Motivator
Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan,
semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam
mencapai tujuan.
OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para pembina, pengurus
mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang
diharapkan, yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap
acanaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang paling penting
memberikan kepuasan kepada anggota. Dengan bahasa manajemen OSIS mampu
memainkan fungsi intelektual, yaitu mampu meningkatkan keberadaan OSIS
baik secara internal maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi
demikian sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai
motivator
- Peranan yang bersifat preventif
Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS
dapat menggerakan sumber daya yang ada secara eksternal OSIS mampu
mengadaptasi dengan lingkungan, seperti : menyelesaikan persoalan
perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara
preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman
yang datang dari dalam maupun dari luar. Peranan Preventif OSIS akan
terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat
diwujudkan.
Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut:
- Meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air.
- Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur.
- Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan.
- Meningkatkan ketrampilan, kemandirian dan percaya diri.
- Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
- Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.
Untung Rugi Menjadi Pengurus OSIS
Sebelum kita berbicara tentang apa yang akan dilakukan oleh para
pengurus OSIS alangkah baiknya jika kita bicara terlebih dahulu sisi
positif dan negatif menjadi pengurus OSIS, atau dalam bahasa akademisnya
(bahasa anak kuliahan) yakni konsekuensi logis menjadi pengurus OSIS.
Karena bagi yang mungkin baru pertamakali diserahi jabatan menjadi
pengurus terlebih Ketua, satu pertanyaan besar yang sontak muncul adalah
: “apa yang harus saya lakukan ya?” selain memang tentu saja ada
kebanggaan tersendiri menyandang titel Ketua OSIS atau pengurus OSIS.
Hal positif yang insya Allah akan ditemukan oleh para pengurus OSIS
adalah kepuasan diri dan kesenangan batin yang susah diukur dengan
materi. Karena dengan menjadi pengurus OSIS berarti kita diberikan
kepercayaan yang lebih dari pihak sekolah dan teman-teman sekolah untuk
berbuat banyak hal positif demi mengharumkan nama baik sekolah. Jika
keinginan pihak sekolah dan teman-teman tersebut dapat diwujudkan maka
tentu saja ada nilai kebanggaan dan kepuasan tersendiri di sana. Nama
kita akan dikenang oleh teman-teman dan juga guru sebagai siswa yang
aktif berorganisasi dan mampu berprestasi maksimal. Walhasil ketika kita
suatu saat kelak bertemu lagi dengan guru-guru atau teman-teman semasa
sekolah dulu, suatu gambaran atau imej positif tentang prestasi kita
akan langsung tertanam di memori mereka.
Di SMP PASUNDAN 1 CIMAUNG contohnya, para pengurus OSIS diberi
semacam fasilitas berupa diprioritaskan memperoleh beasiswa terutama
bagi mereka yang memang memenuhi syarat. Selain itu para pengurus OSIS
biasanya diberi fasilitas ruangan sekretariat tersendiri, dilantik dalam
sebuah upacara resmi yang disaksikan seluruh kelas dan dewan guru,
diberi id card atau atribut tertentu, kemudahan menggunakan komputer dan
printer serta fasilitas dan peralatan sekolah lainnya dan sejumlah
hal-hal positif lainnya seperti tingkat popularitas di mata dean guru
dan teman-teman sekolah terutama adik kelas.
Namun ternyata sisi negatifnya juga ada. Seperti ketidakmampuan
membagi waktu antara organisasi dan pelajaran sehingga membuat
nilai-nilai para pengurus OSIS merosot tajam. Para pengurus OSIS kadang
selalu diidentikkan dengan kata “seluruhan guru” alias suka
disuruh-suruh guru bekerja ini itu, ambil ini itu, kerjakan ini dan
seterusnya setiapkali ada acara atau kegiatan di sekolah. Kemudian
adanya keluhan dari para orangtua yang merasa anaknya jarang ada di
rumah atau sering terlambat pulang ke rumah dengan alasan sedang rapat
OSIS atau beralasan sedang sibuk dengan kegiatan OSIS. Belum lagi
masalah masih adanya sejumlah guru yang kurang senang dengan para
pengurus OSIS yang minta izin keluar kelas (alias tidak mengikuti
pelajaran) dengan alasan harus mengikuti rapat atau sedang ada kegiatan
OSIS lainnya.
Sisi negatif lainnya adalah masih adanya pengurus OSIS yang suka
memanfaatkan jabatan atau kedudukannya selaku pengurus OSIS untuk
menghindari kewajiban mengikuti pelajaran dalam kelas terutama mata
pelajaran tertentu yang dianggapnya membosankan dengan cara beralasan
sedang rapat atau sedang ada kegiatan OSIS, padahal hanya sekedar
kumpul-kumpul bercanda dan ngerumpi ria di ruang sekretariat OSIS.
Kemudian ada juga beberapa pengurus OSIS yang menjadikan media kegiatan
OSIS sebagai sarana mencari ‘jodoh’ sehingga dia akan aktif jika si doi
ada di OSIS namun jika si doi tersebut tidak hadir dia menjadi kurang
bergairah bahkan tidak melaksanakan apa yang seharusnya menjadi
kewajibannya sebagai pengurus OSIS.
Apa yang harus dipersiapkan oleh Para Pengurus OSIS?
Jika kalian merasa sudah siap dan mantap menapaki dunia baru bernama
OSIS serta sudah menyadari segala konsekuensi menjadi pengurus OSIS,
maka langkah berikut yang harus kalian lakukan adalah mempelajari,
mempersiapkan dan merealisasikan hal-hal yang dapat menunjang karir
kalian sebagai pengurus OSIS jempolan.
Yang pertama adalah memantapkan dan meluruskan niat bahwa menjadi
pengurus OSIS adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan tidak hanya
di depan manusia melainkan sampai ke hadapan Tuhan. Kedua, menyiapkan
sebuah pertemuan awal yang membahas kapan jadwal kegiatan pelatihan
dasar kepemimpinan sekaligus rapat kerja pengurus. Ketiga, menyiapkan
kelengkapan administrasi organisasi, seperti kop surat, stempel, amplop
surat, SK dari pihak sekolah, struktur organisasi, biodata para
pengurus, papan nama organisasi dan motto organisasi. Keempat,
merancang tata tertib yang menyangkut hak dan kewajiban pengurus.
Kelima, merancang program kerja dan time schedule untuk masing-masing
seksi. Kelima, mengusahakan penggalangan dana kegiatan kepengurusan atau
kepanitiaan. Keenam, menjadwalkan rapat koordinasi bulanan atau per dua
minggu yang dihadiri lengkap oleh seluruh pengurus.
Pelatihan Dasar Berorganisasi atau Latihan Dasar Kepemimpinan atau
apapun namanya merupakan sebuah kegiatan positif yang menurut hemat saya
pribadi wajib dilaksanakan segera setelah para pengurus OSIS di sebuah
sekolah dilantik. Pembekalan semacam ini merupakan media untuk mendidik
dan menyiapkan calon-calon pemimpin muda yang enerjik dan punya stamina
berkegiatan yang tinggi. Selain itu melalui pelatihan yang diwajibkan
untuk diikuti oleh semua pengurus OSIS sekaligus untuk memberikan bekal
pengetahuan berorganisasi yang baik dan menanamkan kepercayaan diri
bahwa mereka bisa dan sanggup memikul amanah organisasi.
Rapat kerja pengurus merupakan agenda rutin yang wajib
diselenggarakan minimal 1 bulan sekali. Karena terkadang di tengah
kesibukan tugas-tugas sekolah atau tugas-tugas di rumah kadang banyak
pengurus OSIS melupakan dan melalaikan kewajibannya selaku pengurus
sehingga kadang yang aktif hanya beberapa gelintir orang saja. Melalui
mekanisme rapat kerja pengurus yang bersifat rutin dapat dinilai
seberapa loyal dan berdedikasinya seorang pengurus terhadap program
kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Kelengkapan teknis organisasi juga merupakan hal yang tak kalah
pentingnya karena citra sebuah organisasi salah satunya diukur melalui
media yang bersifat visual atau yang tampak jelas terlihat. Seperti kop
surat yang sebaiknya mengunakan font atau huruf tertentu yang dinamis
dan berkarakter, demikian pula dengan pemilihan warna huruf dan hiasan
yang terdapat dalam sebuah lembar surat resmi organisasi. Bisa juga
dipertimbangkan untuk membikin logo organisasi dalam format stempel yang
“eye catching” tanpa merusak citra positif sekolah itu sendiri. Atau
dengan menambahkan motto organisasi yang bersifat menyemangati dan
terdengar ideal di benak banyak orang.
Ruangan kerja atau ruang sekretariat OSIS pun harus ditata sedemikian
rupa agar indah dilihat, nyaman untuk ditempati dan menumbuhkan
atmosfer kerja yang bersemangat. Untuk itulah perlu diatur pembagian
tugas kebersihan yang terjadwal antara pengurus OSIS untuk memastikan
kondisi ruangan agar selalu terlihat rapi dan bersih. Perlu juga
dipikirkan adanya lemari khusus untuk menyimpan arsip surat, proposal,
kertas kerja, buku absen rapat, buku keuangan dan kelengkapan lain agar
terlihat seperti layaknya organisasi top. Di ruangan sekretariat itu
juga harus dilengkapi dengan papan pengumuman rapat atau untuk
pemberitahuan tertentu, kemudian harus ada bagan atau struktur
kepengurusan yang dilengkapi dengan foto yang sebaiknya seragam. Di
sudut lain perlu juga diletakkan papan berisi tata tertib, job
deskripsi, program kerja dan time schedule. Untuk mensiasati ruangan
yang terbatas bisa saja meja kursinya diletakkaan dalam jumlah terbatas
dan lebih banyak menggunakan acara lesehan.
Koordinasi dengan sesama rekan pengurus merupakan hal yang mutlak
dilakukan seorang pengurus OSIS. Dengan semakin seringnya berkoordinasi
maka akan membuat komunikasi semakin efektif dan akan menjamin tidak
adanya kesalahpahaman dalam bekerja. Karena kadang yang kerap terjadi
dalam sebuah organisasi adalah adanya satu atau dua orang yang begitu
memonopoli kebijakan internal atau lebih banyak bekerja sendiri dan
cenderung mengabaikan rekannya yang lain. Koordinasi dengan pembina OSIS
dan juga dewan guru yang lain merupakan langkah berikut yang harus
senantiasa dilakukan para pengurus OSIS. Harus sering bertanya dan
jangan terlalu berani mengambil tindakan sendiri terlebih yang
menyangkut urusan orang banyak.
Insya Allah menjadi pengurus OSIS itu tidaklah sulit selama kita mau
mencoba membuka wawasan dan senantiasa rendah hati untuk belajar dari
pengalaman orang lain. Yang pasti banyak pengalaman dan pelajaran
positif yang akan kalian dapatkan melalui kegiatan OSIS. Usia muda
bukanlah penghambat untuk menghasilkan gagasan dan kreasi yang brilyan,
bahkan usia muda hendaknya menjadi motivasi kuat untuk senantiasa
berkarya dan berbuat banyak hal, yang positif tentunya.
Kita bisa berkaca pada sejarah Islam awal, di mana sejumlah sahabat
Rasul di usianya yang sedemikian muda sudah menunjukkan prestasi
cemerlang, misalnya Sayyidana Ali ra, Abdullah bin Umar ra, dan
seterusnya. Atau kalian tentu hapal tentang cerita seorang anak gembala
usia muda yang berdialog dengan seorang Umar bin Khattab ra
sampai-sampai Umar menggelengkan kepala tanda kagum dengan kecerdasan
dan keshalehan anak tersebut. Mudah-mudahan ini dapat menjadi inspirasi
kita semua untuk mewujudkan pendidikan anak bangsa yang mencerdaskan
sekaligus mencerahkan melalui media OSIS.
Sekilas Tentang Majelis Perwakilan Kelas (MPK)
Selain pengurus OSIS, di beberapa sekolah menerapkan juga pola
organisasi OSIS yang menyertakan perangkat organisasi yang dinamakan
Majelis Perwakilan Kelas. Di beberapa sekolah ada yang menyebutnya
Majelis Permusyawaratan Kelas, Musyawarah Perwakilan Kelas dan Media
Perhimpunan Kelas. Satu hal yang pasti dari badan organisasi ini ialah
sifatnya yang berupa perwakilan resmi dari masing-masing kelas dan
berfungsi untuk mengawasi kinerja para pengurus OSIS. MPK ini pula yang
biasanya menetapkan daftar calon pengurus OSIS untuk kemudian dipilih
menjadi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara sampai seterusnya.
Anggota MPK terdiri dari 2 (dua) orang perwakilan tiap kelas. Sebelum
menjadi anggota MPK, terlebih dahulu dilakukan musyawarah di kelas
masing-masing. Adapun syarat-syarat anggota MPK adalah sebagai berikut :
- Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Terdaftar sebagai siswa di sekolah bersangkutan.
- Mampu menampung dan menyalurkan aspirasi kelas.
- Dipilih berdasarkan musyawarah dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak lain.
- Berpartisipasi dan dinamis di kelasnya.
- Memiliki jiwa pemimpin.
- Dapat bersikap netral, tidak mementingkan kepentingan kelompoknya.
- Berkelakuan baik.
Adapun mengenai hak, dan kewajiban MPK adalah sebagai berikut :
1. MPK mempunyai hak :
- Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat di kelasnya.
- Bersama Pengurus OSIS menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
- Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS
- Memberi kritik dan saran terhadap kinerja Pengurus OSIS.
- Meminta Laporan Pertanggungjawaban dari Pengurus OSIS.
2. MPK mempunyai kewajiban :
- Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas.
- Bersama pengurus OSIS membuat dan menetapkan Garis Besar Program Kerja GBPK) OSIS yang disahkan oleh Pembina OSIS dan Kepala Sekolah.
- Menampung dan menyalurkan aspirasi siswa kepada pihak sekolah.
- Melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kinerja Pengurus OSIS selama satu tahun.
Wawasan Wiyatamandala
Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang
umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan
perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan
Wiyatamandala.
Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala
sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan
pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang
merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut.
- Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan.
- Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:
- meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
- meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
- mempertinggi budi pekerti,
- memperkuat kepribadian,
- mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
- Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan.
- Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
- Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita.
Untuk mengimplementasikan wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan
suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan
menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar
mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung
dengan mantap.
Upaya untuk mewujudkan wawasan Wiyatamandala antara lain dengan
menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan
ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan
ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.
Struktur Organisasi
Pada dasarnya setiap OSIS/MPK di satu sekolah memiliki struktur
organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya
struktur keorganisasian dalam OSIS/MPK terdiri atas:
- Pembimbing – (Biasanya adalah seorang guru ataupun kepala sekolah)
- Ketua
- Wakil Ketua
- Bendahara
- Sekretaris
- Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan yang dilakukan siswa di sekolah
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa
pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan
ekstrakulikuler yang ada di sekolah.
Ekstrakurikuler
PENGERTIAN ekstra secara umum mengandung pengertian segala sesuatu
yang mempunyai makna berbeda dan mempunyai nilai lebih dari yang biasa.
Searah dengan pengertian tersebut, ekstrakulikuler di sekolah merupakan
kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai pendamping
pelajaran yang diberikan secara intrakulikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan memberi nilai plus bagi siswa
selain materi pelajaran seperti yang dimuat di kurikulum yang didapatkan
pada proses kegiatan belajar mengajar intrakulikuler.
Sebagai pendamping, kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari berbagai
jenis pelajaran inti seperti termuat pada kurikulum. Misalnya pelajaran
pendidikan jasmani dan kesehatan maka ekstrakulikulernya dapat berupa
beladiri, berenang atau palang merah remaja (PMR).
Mengiringi mata pelajaran kesenian, ekstrakulikulernya dapat berupa
kelompok paduan suara dan band sekolah, kelompok sanggar seni atau
bengkel sastra. Sedangkan mengiringi pelajaran agama, ekstrakulikuler
yang diselenggarakan berupa pelatihan membaca Alquran atau bentuk
lainnya.
Bahkan beberapa kegiatan ekstrakulikuler tidak hanya mendukung satu
mata pelajaran melainkan lebih. Seperti kegiatan kepanduan atau
ke-Pramukaan yang tidak hanya pelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan, keterampilan juga pendidikan kewarganegaraan.
Sebagai Ciri Khas Sekolah
KEGIATAN ekstrakurikuler sekolah tidak hanya pelengkap suatu proses
kegiatan belajar-mengajar, melainkan sarana agar siswa memiliki nilai
plus selain pelajaran akademis yang bermanfaat bagi kehidupannya
bermasyarakat. Dalam praktiknya pelajaran ekstrakurikuler ini seringkali
menjadi ciri khas suatu sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar